Selamat Datang Di Blog KB Al-Muttaqin

Saturday, May 4, 2019

Metode Pembelajaran Berbasis Sentra


Pamela C. Phelps, Ph.D., seorang pendidik yang telah 40 tahun lebih menekuni bidang pendidikan anak usia dini, merancang Metode Sentra atau Beyond Centers and Circle Time (BCCT). Phelps mengembangkan Metode Sentra di lembaga pendidikan dan penelitian Creative Center for Childhood Research and Training (CCCRT), Tallahassee, Florida, Amerika Serikat. Ia mengelola Creative Pre-School, yang sejak tahun 1989 ditetapkan sebagai sebuah model negara bagian dan kemudian nasional sekolah usia dini inklusif, yang dapat melayani anak-anak berkebutuhan khusus di lembaga itu.

Sesuai UU Nomor 20 Th 2003 tentang sistem pendidikan Nasional yang menyebutkan  bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar  dan proses  pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.

PAUD sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0 – 6 Th yang sering disebut sebagai masa emas perkembangan, oleh karena itu penyelenggaraan PAUD harus memperhatikan dan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak.

KB Al-Muttaqin telah menerapkan model pembelajaran sentra yaitu Sentra Persiapan, Sentra Bahan Alam, dan Sentra Balok. Dengan adanya model sentra ini, anak dibiasakan untuk memilih alat main tanpa ada paksaan. Metode sentra juga berlandaskan pendekatan Konstruktivis Sosial untuk mengajar, yaitu menekankan individu-individu secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman.

Adapun manfaat yang bisa dirasakan oleh anak antara lain:
1.    Melatih keterampilan sosial emosional
Dengan menerapkan pembelajaran berbasis sentra, anak mampu melatih sosial emosionalnya. Disini anak dapat berinteraksi dengan teman-temannya dan mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan bersama.
2.    Melatih keterampilan bahasa
Kemampuan berbahasa anak setelah mendengar adalah kemampuan berbicara menyerap apapun yang didengar di lingkungan mainnya dan akan mengeluarkan informasi berupa kata yang didengarnya. Bermain merupakan dunia yang lekat dengan anak, oleh karena itu pendidik atau orang tua hendaknya mampu merancang model permainan yang melibatkan anak secara langsung agar anak mampu dalam mengungkapkan kata disamping kemampuan interaksi sosial tumbuh sesuai apa yang diharapkan. Dengan model sentra ini, anak akan lebih terbiasa mengungkapkan keinginannya sehingga perbendaharaan kosa kata anak tersebut akan mengalami perkembangan.
3.    Melatih rasa percaya diri anak
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk membangun rasa percaya diri pada anak adalah melatih keberanian mereka. Memang bukan hal yang mudah untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak. Rasa percaya diri akan memberikan bekal kepada anak untuk menghadapi masa depannya kelak. Anak yang memiliki rasa percaya diri yang rendah cenderung pendiam, pemalu dan kurang aktif dalam berkomunikasi dan pergaulan. Rasa percaya diri tidak bisa muncul dengan sendirinya. Percaya diri bukan bagian dari gen atau bawaan dari keturunan. Rasa percaya diri timbul karena interaksi dengan lingkungan sekitar.

Penerapan model sentra ini akan melatih rasa percaya diri anak, karena menekankan pada kegiatan bermain sambil belajar, memberikan pengalaman langsung bagi anak sehingga bakat dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak dapat berkembang dengan baik.

Tentu saja metode ini tidak akan serta merta membuahkan hasil tanpa ada kerja sama yang nyata antara pendidik dan orang tua. Metode ini akan lebih berkembang jika sudah banyak sekolah yang menerapkan metode sentra dan kerjasama orang tua untuk menerapkan metode ini di rumah agar anak dapat berkembang maksimal.

Pada akhirnya, apabila metode sentra sudah banyak digunakan disekolah-sekolah maka diharapkan nantinya akan lahir generasi bangsa yang tidak hanya menjadi karyawan tapi akan melahirkan generasi penerus yang produktif dan inovatif dan calon-calon pemimpin yang jauh dari kecurangan-kecurangan, karena sejak usia dini sudah ditanamkan nilai-nilai kecintaan terhadap agama sebagai sumber ilmu, inspirasi, dasar-dasar hukum, sumber motivasi dan pedoman hidup.


 TW,-

No comments:

Post a Comment

PUNCAK TEMA PEKERJAAN

Kegiatan puncak tema adalah kegiatan untuk memberikan kebermaknaan pembahasan tema, maka pada setiap akhir tema perlu dikokohkan dengan punc...