Pamela
C. Phelps, Ph.D., seorang pendidik yang telah 40 tahun lebih menekuni bidang
pendidikan anak usia dini, merancang Metode
Sentra atau Beyond Centers
and Circle Time (BCCT). Phelps
mengembangkan Metode Sentra di
lembaga pendidikan dan penelitian Creative Center for Childhood Research and
Training (CCCRT), Tallahassee, Florida, Amerika Serikat. Ia mengelola Creative Pre-School, yang
sejak tahun 1989 ditetapkan sebagai sebuah model negara bagian dan kemudian
nasional sekolah usia dini inklusif, yang dapat melayani anak-anak berkebutuhan
khusus di lembaga itu.
Sesuai UU Nomor 20 Th 2003 tentang sistem pendidikan
Nasional yang menyebutkan bahwa
pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, Bangsa dan Negara.
PAUD sebagai pendidikan yang diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan
dasar, memiliki kelompok sasaran anak usia 0 – 6 Th yang sering disebut sebagai
masa emas perkembangan, oleh karena itu penyelenggaraan PAUD harus
memperhatikan dan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan anak.
KB Al-Muttaqin telah menerapkan model pembelajaran sentra yaitu Sentra Persiapan,
Sentra Bahan Alam, dan Sentra Balok. Dengan adanya model sentra ini, anak
dibiasakan untuk memilih alat main tanpa ada paksaan. Metode sentra juga
berlandaskan pendekatan Konstruktivis Sosial untuk mengajar, yaitu menekankan
individu-individu secara aktif membangun pengetahuan dan pemahaman.
Adapun
manfaat yang bisa dirasakan oleh anak antara lain:
1.
Melatih keterampilan sosial emosional
Dengan menerapkan pembelajaran berbasis sentra, anak
mampu melatih sosial emosionalnya. Disini anak dapat berinteraksi dengan teman-temannya
dan mematuhi peraturan yang sudah ditetapkan bersama.
2.
Melatih keterampilan bahasa
Kemampuan berbahasa anak setelah
mendengar adalah kemampuan berbicara menyerap
apapun yang didengar di lingkungan mainnya dan akan mengeluarkan informasi
berupa kata yang didengarnya. Bermain merupakan dunia yang lekat dengan
anak, oleh karena itu pendidik atau orang tua hendaknya mampu merancang model
permainan yang melibatkan anak secara langsung agar anak mampu dalam
mengungkapkan kata disamping kemampuan interaksi sosial tumbuh sesuai apa yang
diharapkan. Dengan model sentra ini, anak akan lebih terbiasa mengungkapkan
keinginannya sehingga perbendaharaan kosa kata anak tersebut akan mengalami
perkembangan.
3.
Melatih rasa percaya diri anak
Hal pertama yang bisa dilakukan untuk membangun rasa percaya diri pada anak adalah melatih keberanian mereka. Memang bukan hal yang mudah untuk menumbuhkan rasa percaya diri pada anak.
Rasa percaya diri akan memberikan bekal kepada anak untuk menghadapi masa
depannya kelak. Anak yang memiliki rasa percaya diri yang rendah cenderung
pendiam, pemalu dan kurang aktif dalam berkomunikasi dan pergaulan. Rasa percaya
diri tidak bisa muncul dengan sendirinya. Percaya diri bukan bagian dari gen
atau bawaan dari keturunan. Rasa percaya diri timbul karena interaksi dengan
lingkungan sekitar.
Penerapan model
sentra ini akan melatih rasa percaya diri anak, karena menekankan pada kegiatan bermain sambil belajar, memberikan
pengalaman langsung bagi anak sehingga bakat dan potensi yang dimiliki oleh masing-masing anak dapat berkembang dengan baik.
Tentu saja
metode ini tidak akan serta merta membuahkan hasil tanpa ada kerja sama yang nyata
antara pendidik dan orang tua. Metode ini akan lebih berkembang
jika sudah banyak sekolah yang menerapkan metode sentra dan kerjasama orang tua untuk menerapkan metode ini di rumah agar anak dapat berkembang
maksimal.
Pada akhirnya,
apabila metode sentra sudah banyak digunakan disekolah-sekolah maka
diharapkan nantinya
akan lahir generasi bangsa
yang tidak hanya menjadi karyawan tapi akan melahirkan generasi
penerus yang produktif dan inovatif dan calon-calon pemimpin yang
jauh dari kecurangan-kecurangan,
karena sejak usia dini sudah ditanamkan
nilai-nilai kecintaan terhadap agama
sebagai sumber ilmu, inspirasi, dasar-dasar hukum, sumber motivasi dan pedoman
hidup.
TW,-
No comments:
Post a Comment